Review Film: The Preparation (2017)

en.wikipedia.org

Kayaknya pernyataan yang bilang ‘kalau pengen mewek nontonnya film korea aja’ itu benar sekali. Film ini sukses membuat air mata saya mengalir. Tidak perlu sinematografi yang apik dan handal, tapi film ini sudah membuat penonton larut dalam emosi.

Bercerita mengenai seorang ibu yang bernama Ae Soon (diperankan oleh Go Doo Shim) dan putranya yang memiliki gangguan mental bernama In Gyu (diperankan oleh Kim Sung Kyun). Ae Soon yang menjadi ditinggal suaminya berpulang, mengurus anaknya yang memiliki gangguan mental seorang diri. Namun, tak lama dokter memvonis Ae Soon menderita kanker, dan tak akan hidup lama. Dikarenakan kondisi itu, Ae Soon tak tega meninggalkan In Gyu yang tak tahu apa-apa sendirian, kakaknyapun (diperankan oleh Yoo Sun) jarang mengunjungi mereka.

Kemudian, Ae Soon akhirnya mengajar In Gyu untuk hidup secara mandiri, mulai dari bangun dan merapikan tempat tidur sendiri, memasak sendiri dan bahkan mencarikan In Gyu pekerjaan. Walaupun In Gyu tak langsung bisa dan banyak kesulitan yang ditemui, Ae Soon tetap sabar mengajari In Gyu hal-hal yang perlu ia lakukan sehari-hari, bahkan menempelkan sticky notes di seluruh rumah.

Walaupun film ini mengangkat tema yang umum, mengenai sosok seorang ibu, film ini tetap patut ditonton. Disamping akting pemeran-pemerannya yang tak perlu diragukan lagi, plot cerita film ini juga tak biasa. Film ini layak diberi 4,5/5 karena berhasil membuat penonton terlarut dalam emosi. Saat ini menonton film ini, kita akan dibawa oleh kereta emosi, karena dalam film ini terselip lelucon-lelucon, tapi lebih banyak nangisnya! Kebetulan saat saya menonton film ini, saya bersama teman-teman dan semuanya nangis! Jadi, film ini patut diapresiasi! Clap, Clap, Clap.

Review Film: The Basketball Diaries (1995)

wikipedia.org

The Basketball Diaries merupakan film yang tayang pada 1995. Film ini dibintangi oleh Leonardo Dicaprio yang juga membintangi film terkenal lainnya, seperti Titanic dan The Wolf of Wall Street. Film ini memang tidak seterkenal film yang dua tadi, tapi film ini tidak kalah bagusnya, lho! Film yang diadaptasi dari novel dan kisah nyata dari Jim Carroll yang juga merupakan aktor utama dalam film ini.

Bercerita tentang kehidupan Jim Carroll (Leonardo Dicaprio) yang memiliki hobi menulis dan atlet basket. Bersama dengan ketiga temannya, Mickey (Mark Wahlberg), Pedro (James Madio), dan Neutron (Patrick McGaw), Jim melakukan aksi-aksi kenakalan yang biasanya dilakukan remaja seusianya. Kemudian, Jim dan teman-temannya terjerumus dalam dunia narkotika. Jim awalnya yakin dapat mengendalikan dirinya, namun lama-kelamaan Jim mulai kecanduan narkotika. Neutron yang sadar bahwa hal itu sudah diluar batas, memperingatkan ketiga temannya. Namun, apadaya belenggu narkotika begitu kuat, hingga Jim, Mickey dan Pedro ketahuan mengonsumsi narkotika oleh sekolah dan dikeluarkan.

Setelah dikeluarkan dari sekolah, Ibu Jim (Lorraine Bracco) tidak tahan dengan kelakukan Jim yang selalu pulang larut dan mengonsumsi narkotika, sehingga mengusirnya. Jim, Mickey dan Pedro akhirnya menjalani kehidupan dijalanan. Mereka bertiga akhirnya kehabisan uang dan memutuskan untuk merampok sebuah toko, dan disinilah keadaan semakin memburuk. Pedro tertangkap oleh polisi, Jim dan Mickey tanpa sengaja membunuh pengedar langganan mereka.

Jim semakin tak tentu arah. Kehidupan yang dulu indah baginya terulang dalam kepalanya. Bagaimana dahulu ia sangat hobi menulis dan bahkan mendapat pujian. Bagaimana ia mengimpikan menjadi pemain basket profesional, terlebih saat temannya, Neutron menjadi atlet pemain basket. Narkoba menghancurkan mimpi dan cita-cita, kira-kira seperti itulah pesan yang ingin disampaikan Jim Carroll dalam novel yang ia tulis. Dimana kehidupannya berubah drastis ketika mengenal narkotika.

Akting Leonardo Dicaprio dalam film ini patut diacungi jempol. Ia seperti benar-benar menjadi Jim Carroll sesungguhnya. Secara keseluruhan, film ini patut diberi rating 3/5 karena dari pemain, latar dan bahkan suasana pun seperti membawa kita ke kehidupan Jim Carroll yang sesungguhnya. Gelapnya kota New York pada malam haripun tergambarkan dalam film ini. Namun, ending dalam film ini terkesan dipaksanakan. Saya tidak menemukan anti-klimaks yang membuat saya lega setelah menonton film ini. Namun, berkat akting pemain-pemain yang terlibat dan pengambilan gambar yang cukup baik walaupun di tahun 90an, film ini patut diberi apresiasi! Clap, Clap, Clap.

Hi!

Halo! Ini adalah pos pertama dalam blog ini. Perlu Anda ketahui bahwa blog ini dibuat agar penulis dapat berbagi keseruan apa saja yang ia tonton dan baca dalam dunia fiksi. Blog ini tidak update dengan cepat, jadi tolong bersabar lah dan duduk manis sambil menunggu ulasan-ulasan lainnya! Terimakasih.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai